Buku
The Dance that Makes You Vanish: Cultural Reconstruction in Post Genocide Indonesia
The Dance that Makes You Vanish: Cultural Reconstruction in Post Genocide Indonesia (University Minnesota Press, March 1, 2013) adalah sebuah buku yang mengupas bagaimana politik bentuk tari dan tubuh tari dimediasi sebuah sistem bernegara yang mengakibatkan penghilangan penari dalam konteks 1965 dan sesudahnya. Kajian estetik politik ini melihat diskriminasi tubuh tari melalui pemetaan pemahaman intensitas perbedaan pandangan politik sosial dan penggunaan agama untuk menjadikan kekerasan sebagai bahasa yang dilegitimasi sebagai alat pembentukan nilai baru dalam sebuah pergantian kekuasaan.
Berdasarkan metode etnografi dan analisis materialisasi sejarah dan kesejarahan, Larasati mendudukkan kajian post colonial dalam mewacanai politik nasional dan lokal dalam hubungannya dengan konsumsi makna tubuh tari di dalam terjemahannya dalam sistem hubungan international - (merumuskannya dengan metodologi penggolongan secara politik budaya dunia: seperti yang dilakukan oleh Edward Said dan Marta Savigliano). Secara lebih jauh – Larasati menginterogasi materialisasi kesejarahan melaui pengalamannya sendiri ketika menari dalam perlindungan sistem kenegaraaan (kesenian yang ter-institusi dalam misi-misi kesenian dan praktek kenegaraan) dibandingkan dengan ingatan pembelajaran “informal” dari tubuh-tubuh disekelilingnya, dari sebuah desa yang “merah.”
Larasati memetakan keterhubungan kekerasan lokal-nasional secara ideologi yang ironiknya berbalik arah: Tubuh Tari dan Pelakunya, dianggap bermakna secara ideologi – sehingga legitimasi penggolongan kategorisasi tubuh-tubuh yang mampu mengancam negara, memberi ancaman terhadap stabilitas kenegaraan yang ditimbulkan (seperti kajian yang disebut: “replica” dan reproduksi oleh Walter Benjamin dan Michael Taussig, “unruly body” by Michel Foucault, “witnessing”: Diana Taylor). Tetapi dalam pemetaan kasus 1965 - dan sesudahnya ini, menjadi berbeda dengan berdasarkan pada pengalaman tubuh tari sebagai metoda archive itu sendiri, yang bisa berbicara dan memproduksi kesejarahan baru (Assia Djebar, Jean-Luc Nancy, Anna Tsing and Macarena Gomez-Barris, Gayatri Spivak).
Dengan menggunakan contoh-contoh ingatan yang dimediasi, termediasikan dan munculnya ingatan yang berbeda dan produksi materialisasi sejarah yang bertabrakan secara narasi. Larasati memfokuskan metodologi ingatan akan ruang, estetika dan politik kekerasan dalam masa Orde Baru dan sesudahnya sebagai ruang untuk memikirkan ulang etik dan sejarah. Memfokuskan penelitiannya pada masa 1965 dan sesudahnya, Larasati dalam buku ini mencoba melihat konsumsi estetik tradisional yang “indah” tidak menjamin pengertian kemanusiaan, karena politik pandang dan makna secara spekulatif ditandai dengan konteks sosial yang bisa direkonstruksi secara waktu dan ruang bagi pelaku. Maka, penggolongan keikutsertaan kesenian dan tubuh tari yang pernah dimusnahkan dalam ingatan baru, tidak menjamin perlindungan secara kewarganegaraan melainkan cenderung tercakup dalam sistem neoliberal baru.
Rachmi Diyah Larasati adalah Associate Profesor bidang Teori Kajian Budaya dan historiography di Jurusan Theatre Arts & Dance, University of Minnesota di Kota Minneapolis; Profesor di kajian Feminism di jurusan Gender, Women, and Sexuality Studies (afiliasi). Ia juga pernah mengajar di Brown University di program Critical Global Humanities Research Institute (BIARI, 2011), dosen tamu di IRB Universitas Sanata Dharma 2012, Universitas di Addis Ababa, Ethiopia, 2011, Universitas Granada, Spanyol, 2011. Buku dan tulisan-tulisan yang dihasilkan: The Dance that Makes You Vanish (March, 2013, University of Minnesota Press); “Indonesian Dancing Bodies: Massacres and Restrategizing the Postcolonial State” in Asian Studies: Culture and Society in Asia, 2013, 45: 1-2. “Desiring the Stage: The Interplay of Mobility and Resistance” (Neoliberalism and Global Theatres, Palgrave Macmillan 2012,256-265); “Eat, Pray, Love Mimic: Female Citizenship and Otherness” (South Asian Popular Culture. Vol.8. Is 1, 2010 Reprinted in Transnational Feminism and Global Advocacy in South Asia, (Routledge 2012, 97-104); Lingkaran Tubuh, Tari dan Kekuasaan, Jurnal Perempuan: the Journal of Women in Indonesia, Special Edition 62: Invited contributor. Beberapa tulisan yang akan terbit: “Crossing the Seas of Southeast Asia: Indigenous Diaspora Islam and Performance of women Igal.” Dance and Ethnicity (2013); “Female Combatan, Shari’a Law and Inquiry on Aesthetic in the War Zone,” in Choreography and Corporeality: Theories in Motion, Tommy Defrantz and Philippa Rodfield, eds. London: Plagrave Macmillan, 2014, (Invited Contributor-Forthcoming); “The Catalyst: Human, Replica and Aesthetic Remembering" in Conversation on Critical Humanities, Binyam Sisay Mendisu (ed), Addis Ababa University.
13-2719 | 790 Lar T | Performance Art (Buku Teks) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain