Buku
Agama, Seks dan Kekuasaan
Seperti tersirat pada judulnya, pokok soal buku ini ada di seputar Agama, Seks dan Kekuasaan. Sebab itu membaca tulisan-tulisan di dalamnya bukan saja suatu perjalanan memasuki ruang-ruang paling pribadi dan sensitif, tetapi juga senantiasa harus siap oleh kejutan-kejutan. Adalah menarik ada unsur kejenakaan dalam pendekatan inovatif dan refleksi kritis Julia Suryakusuma sebagai pemikir perempuan terkemuka Indonesia atas persoalan-persoalan keterkaitan yang pelik antara agama sebagai wilayah moral dengan seks sebagai ranah kemanusiaan dan kekuasaan yang merupakan persoalan politik. Hasilnya adalah suatu gambaran yang jernih tajam dan kaya warna kondisi sosial politik budaya Indonesia hari ini sampai setengah abad yang lalu. Tulisan-tulisannya menembus kedalaman masyarakat Indonesia yang bahkan tak dikenal oleh orang Indonesia sendiri, dan yang hanya terlihat secara redup oleh orang luar. Julia memberi pencerahan sekaligus menghibur atas persoalan-persoalan Agama, Seks dan Kekuasaan.
“Buku ini merupakan saksi atas keberanian intelektual dan kecerdikan memikat Julia, yang langsung membongkar rekayasa negara, patriarki maupun agama.” - Heidi Arbuckle, programme officier Ford Foundation
“Tulisan-tulisan Julia menembus kedalaman masyarakat Indonesia yang tak dikenal bangsanya sendiri, dan yang hanya terlihat secara redup oleh orang luar negeri. Wawasannya senantiasa mengejutkan.” - John A. McDougal, Indonesianis
“Sebagai intelektual, penulis dan aktivis feminis, Julia amat menonjol serta tak mengenal rasa takut di dalam refleksi kritisnya mengamati dinamika kondisi sosial politik.” - Saparinah Sadli, Psikolog
“Buku ini adalah buah kolaborasi antara intelektual dan aktivis yang penting untuk mendorong perubahan sosial.” - Nursyahbani Katjasungkana, Feminis
“Julia adalah penulis kelas utama. Ciri unik yang tampak di dalam beberapa tulisannya adalah kombinasi kedalaman dan humor, suatu karakteristik langka di kalangan pemikir, terutama pemikir feminis.” - Sarwono Kusumaatmadja, Politisi
“Julia memberi pencerahan sekaligus menghibur. Ia mempunyai keserba-bisaan baik dalam topik pembahasan maupun gaya penulisan – akademis, jurnalistik, literer, serius, dan jenaka.” - Maria Hartiningsih, Jurnalis
13-2441 | 302 Sur A | Geografi dan Sejarah | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain