Buku
Seni Mbarang Jantur
kami memilih judul Mbarang Jantur, agar Sujud dapat diletakkan dalam tradisi ngamen yang lebih luas. Maksudnya, para perupa dipersilakan untuk berekspresi bukan berkenaan dengan sujud saja, tapi juga dengan peristiwa ngamen-ngamen lainnya. Mbarang Jantur sendiri berasal dari lakon wayang Semar Mbarang Jantur. Kisah ini dimulai dengan hilangnya Dewi Erawati, putri Prabu Salya, raja Mandraka. Arjuna ikut mencari Dewi Erawati. Setelah bertempur melawan raksasa penghadangnya, di perjalanan ia dilanda rasa lapar yang tak tertahankan. Sungguh memalukan, bahwa satria tidak bisa menahan lapar. Tapi kenyataannya, ia betul-betul mengeluh dan merasa lemas. Maka Semar an anak-anaknya mencarikan dia makan dengan cara mengamen. Semar mbarang dan njantur, bercerita dengan membawa alat peraga seekor penyu, disertai main sulapan. Sampailah Semar di Widarakandang, di mana ia ditanggap oleh Dewi Lara Ireng. Dewi Lara Ireng sangat terhibur, dan karenanya berkenan untuk memberi sesuatu. Semar tidak minta macam-macam, kecuali sebungkus nasi dan jajanan pasar.
24-123622 | 702 Her S | Katalog Seni | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain