Buku
Kronik Pedalaman: Pendidikan, Islam, dan Akhir Majapahit
Kumpulan esai sejarah Misbahus Surur ini mengajak kita untuk bertamasya pada kenangan masa lalu Nusantara, Jawa, dan Trenggalek. la menjadi "guide" untuk pelesir ke pedalaman dan perdesaan Jawa masa silam berdasarkan pelacakannya atas naskah babad, buku babon, dan buku rujukan akademis yang pernah menuliskannya. Buku ini juga mengantarkan pembacanya untuk menengok konstruksi sosial, budaya, dan politik yang pernah mencapai keemasannya, juga keruntuhannya di Jawa. Cerita tentang harmoni, penaklukan, kemenangan, dan hegemoni, ia tulis dengan renyah dan enak. Bagi yang ingin tahu Trenggalek era dahulu, buku ini bisa menjadi teman. Bagaimana kisah Minak Sopal menjadi bagian dari legenda, dan sejarah Trenggalek, ambruknya kebun cengkeh di masa Orde baru, dan lainnya. Mari kita jalan-jalan ke alam pikiran dan mikrokosmos Jawa dan Trenggalek melalui kumpulan esai dalam buku ini.
Sunu Dyantoro
Jurnalis, Redaktur Tempo
Buku ini bahkan bisa melenakan pembacanya masuk ke dalam dunia hidup perdesaan yang dulu bernama wanua atau sima, juga perdikan di masa Islam, yang membentuk susunan sistem birokrasi, sistem pengaturan tanah, pranata ekonomi, tradisi-tradisi, dan rekaman sastra yang masih sinambung. Juga tata arsitektur, sistem gaji, nologi, hingga sistem ndidikan yang senyatanya dan ternyata (kita diingatkan oleh selidikan tulisan-tulisan dalam buku penting ini) terajut dalam kesinambungan pada kontinum perubahan waktu. Bukan semata didukung dan dikukuhkan oleh referensi kaya dari sumber penelitian sejarah, melainkan juga kronik lokal babad maupun serat, ataupun sumber-sumber temuan arkeologi yang sering kita abaikan.
Irfan Afifi
21-10886 | 959 Sur K | Geografi dan Sejarah (Geografi dan Sejarah) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain